Indonesia
adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat. Selain
memiliki anugrah yang sangat berharga berupa keindahan dan kekayaan alam,
keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia membuat negara ini begitu kaya.
Indonesia yang dihuni oleh banyak suku adat, memberikan keanekaragaman tari
tarian daerah yang diwariskan secara turun temurun.
1. Tari-Tarian Daerah Provinsi Aceh
Apabila mendengar kata Aceh, yang terlintas
adalah Tari Samannya. Tari Saman merupakan warisan dan kekayaan budaya
rakyat Aceh yang telah mendapatkan pengakuan dunia melalui UNESCO
sebagai Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia.
Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu
keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk
memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil
dengan sempurna. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi
dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik
pengiring. Karena
kedinamisan geraknya,
tarian ini banyak dibawak/ditarikan oleh kaum pria, tetapi perkembangan
sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran
antara penari pria dan penari wanita .
Tarian ini ditarikan kurang
lebih 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba
sambil bernyanyi.
2. Tari Daerah Provinsi Sumatera Utara
Gerakannya khas dan mudah
dilakukan oleh semua orang, itulah tari tor-tor yang menjadi ciri khas tradisi
tari daerah Sumatera Utara. Kata "Tor-tor" berasal dari suara entakan
kaki penarinya di atas papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan
Gondang yang juga berirama mengentak
Menurut Togarma Naibaho, pendiri Sanggar
budaya Batak, Gorga, kata "Tor-tor" berasal dari suara entakan kaki
penarinya di atas papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan
Gondang yang juga berirama mengentak. "Tujuan tarian ini dulu untuk
upacara kematian, panen, penyembuhan, dan pesta muda-mudi. Dan tarian ini
memiliki proses ritual yang harus dilalui," kata Togarma kepada National Geographic Indonesia,
Selasa (19/6).
Pesan ritual itu, lanjut Togarma, ada tiga
yang utama. Yakni takut dan taat pada Tuhan, sebelum tari dimulai harus ada
musik persembahan pada Yang Maha Esa. Kemudian dilanjutkan pesan ritual untuk
leluhur dan orang-orang masih hidup yang dihormati. Terakhir, pesan untuk
khalayak ramai yang hadir dalam upacara. Barulah dilanjutkan ke tema apa dalam
upacara itu.
3. Tarian Daerah Provinsi Sumatera Barat
Tari Piring atau disebut tari
piriang merupakan tarian tradisional Sumatera Barat yang berasal dari Solok
Sumatera Barat. Tari Piring masih terus lestari hingga sampai saat ini. Tarian
piring memiliki gerakan yang menyerupai gerakan para petani semasa bercucuk
tanam, membuat kerja menuai dan sebagainya. Tarian ini juga melambangkan rasa
gembira dan syukur dengan hasil tanaman mereka
Tarian
ini memiliki gerakan yang menyerupai gerakan para petani semasa bercucuk tanam,
lembuat kerja menuai dan sebagainya. Tarian ini juga melambangkan rasa gembira
dan syukur dengan hasil tanaman mereka. Tarian ini merupakan tarian gerak cepat
dengan para penari memegang piring di tapak tangan mereka, diiringi dengan lagu
yang dimainkan oleh talempong dan saluang. Kadangkala, piring-piring itu akan
dilontar ke udara atau pun dihempas ke tanah dan dipijak oleh penari-penari
tersebut. Bagi menambah unsur-unsur estetika , magis dan kejutan dalam tarian
ini, penari lelaki dan perempuan akan memijak piring-piring pecah tanpa rasa
takut dan tidak pula luka. Penonton tentu akan berasa ngeri apabila kaca-kaca
pecah dan tajam itu dipijak sambil menari.
4. Tarian Daerah Provinsi Jambi
Tari Sekapur Sirih
adalah tarian daerah Provinsi Jambi. Tari Sekapur Sirih ini merupakan tari
tradisional yang biasa dibawakan untuk menyambut tamu kehormatan di Provinsi
Jambi. Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam
menyambut tamu. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan,
dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang
pengawal.
Selain di Provinsi
Jambi, Tari Sekapur Sirih yang merupakan tradisi masyarakat melayu juga sering
dibawakan oleh Provinsi Riau/Kepulauan Riau serta masyarakat di Negara
Malaysia. Di Riau, tari ini disebut dengan tari persembahan / tari makan sirih.
5. Tarian Daerah Provinsi Riau
Tarian Makan Sirih dari
Riau ini diiringi musik khas Melayu yang rancak dengan diiringi pula oleh lagu
berjudul Makan Sirih. Adapun kostum yang dilakukan oleh penari
Makan sirih memakai busana adat khas Melayu, yakini celana, baju, dan kopiah
untuk yang pria. Sedangkan yang perempuan Para penari mengenakan baju yang
biasa dipakai mempelai perempuan, yaitu baju adat yang disebut dengan baju
kurung teluk belanga. Pada bagian kepala, terdapat mahkota yang dilengkapi
dengan hiasan-hiasan berbentuk bunga. Sementara, bagian bawah tubuh para penari
dibalut oleh kain songket berwarna cerah.
Tari Makan Sirih
dilakukan oleh pria dan wanita. Para penari Tari Makan Sirih wajib untuk
memahami istilah-istilah khusus dalam tarian Melayu. Milsanya igal (menekannkan
gerakan tangan dan badan), liuk (gerakan menundukan atau menayunkan badan),
lenggang (berjalan sambil menggerakkan tangan), titi batang (berjalan dalam
satu garis seolah meniti batang), gentam (menari sambil mengentakkan tumit
kaki), cicing (menari sambil berlari kecil), legar (menari sambil berkeliling
180 derajat), dan lain-lainnya.
6. Tarian Daerah Provinsi
Kepulauan Riau
Tarian
daerah yang berasal dari Kepulauan Riau diantaranya adalah Tari melemang. Tari
Melemang merupakan tarian tradisional yang berasal dari Tanjungpisau Negeri
Bentan Penaga, kecamatan Bintan, Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Tari
Melemang pada awalnya hanya ditarikan dikalangan istana saja, yaitu tepatnya
sejak abad ke 12. Menurut informasi bahwa pada masa lalu tarian ini hanya
dipersembahkan bagi Raja ketika sang Raja sedang beristirahat. Karena merupakan
tarian istana, tari Melemang ditarikan oleh para dayang kerajaan Bentan. Namun
sejak Kerajaan Bentan mengalami keruntuhan, tari Melemang berubah menjadi pertunjukan
hiburan rakyat.
7. Tarian Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Tari Gending Sriwijaya adalah
tarian daerah yang
cukup terkenal dari provinsi Sumatera Selatan. Tari gending sriwijaya diiringi
oleh lagu Gending Sriwijaya. Baik lagu maupun tarian ini menggambarkan
keluhuran budaya, kejayaan, dan keagungan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah
berjaya mempersatukan wilayah Barat Nusantara Lirik lagu ini juga menggambarkan
kerinduan seseorang akan zaman di mana pada saat itu Sriwijaya pernah menjadi
pusat studi agama Buddha di dunia.
Tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan ini dibawakan untuk menyambut
tamu-tamu agung.
8. Tarian Daerah Provinsi Bangka Belitung
Tarian daerah Bangka Belitung
sangat beragam seperti halnya provinsi lain di Indonesia, namun untuk mewakili
tarian daerah dari Bangka Belitung ini kita sebut saja tari sepen. Tari Sepen
Bangka Belitung merupakan tarian tradisional masyarakat Bangka Belitung yang
mengandung unsur gerak pencak
silat. Tari Sepen sudah menjadi tari
pergaulan di provinsi Bangka Belitung, sering dibawakan dalam rangka
penyambutan tamu. Ciri khas tarian ini menekankan pada kelincahan gerakan
penarinya yang biasanya dilakukan secara berpasangan.
9. Tarian Daerah Provinsi Bengkulu
Tari Andun adalah merupakan
tari tradisional yang telah dilakukan oleh masyarakat Bengkulu Selatan sejak
zaman dahulu. Tari Andun merupakan tari pergaulan sebagai sarana mencari jodoh
yang dilakukan oleh pemuda dan pemudi.
Tari Andun pada zaman dulu dilakukan oleh pemuda dan pemudi pada malam hari,
pada acara adat / pesta perkawinan. Namun saat ini tari Andun lebih banyak
berfungsi sebagai sarana hiburan dan upaya pelestarian kesenian tradisional
dari Bengkulu.
Persembahan tari Andun biasanya diiringi oleh musik kolintang yang dimainkan oleh pemain musik tradisional Bengkulu.
Persembahan tari Andun biasanya diiringi oleh musik kolintang yang dimainkan oleh pemain musik tradisional Bengkulu.
10. Tarian Daerah Provinsi Lampung
Tari Sembah merupakan tari tarian
yang berasal dari provinsi yang terletak paling timur dari pulau Sumatera
Tari
sembah Sigeh Penguten merupakan tari adat budaya lampung yang berasal dari suku
Pepadun. Semula tarian ini di persembahkan untuk menyambut kedatangan
para raja dan tamu-tamu istimewa. Sebagai cara menunjukan keramahan dan
penghormatan. Mungkin karena hal ini kemudian tari sembah sigeh penguten
identik sebagai tari penyambutan. Selain diperagakan diupacara-upacara adat
serta upacara penyambutan tamu agung, tari sembah juga sering di peragakan di
acara pernikahan adat Lampung, fungsinya tetap sama yaitu sebagai upacara
penyambutan untuk para tamu ytari sigeh pengutenang hadir di acara tersebut.
Sebagai sebuah tarian daerah, tari sembah Sigeh penguten dalam setiap penampilannya sangat menonjolkan ciri-ciri budaya adat istiadat lampung. Terutama dalam busana yang dikenakan oleh para penari. Busana yang dikenakanoleh para penari adalah busana asli daerah seperti yang dikenakan pengantin wanita asli suku Lampung lengkap dengan siger dan tanggainya.
Sebagai sebuah tarian daerah, tari sembah Sigeh penguten dalam setiap penampilannya sangat menonjolkan ciri-ciri budaya adat istiadat lampung. Terutama dalam busana yang dikenakan oleh para penari. Busana yang dikenakanoleh para penari adalah busana asli daerah seperti yang dikenakan pengantin wanita asli suku Lampung lengkap dengan siger dan tanggainya.
11. Tarian Daerah Provinsi Banten
Tari
Walijamaliha adalah
visualisasi perkenalan daerah Banten Yang sarat daya tarik, memiliki potensi
alam berlimpah, bersejarah turunan kesultanan besar, serta memiliki derajat
ketaatan agama yang tidak diragukan. Visualisasi Keragaman Budaya terdiri dari
budaya Sunda, Jawa Serang, Etnis Cina, Arab dan India hidup berdampingan
sebagai bukti kebersamaan dan kekompakan warganya dalam mambangun Banten.
Tari Walijamaliha sebagai
tarian selamat datang dengan 6 adegan pokok adalah filosofis dari rukun iman
terinspirasi dari bait-bait shalawat dalam kitab Barzanji. Tarian
Walijamaliha ini digagas oleh Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah, SE pada saat
menjabat sebagai Gubernur Banten dan Ibu Hj. Egi Djanuiswati M.Sc selaku
Kadisbudpar Provinsi Banten, dan direalisasikan oleh seniman-seniman Banten
yang telah ditunjuk.
Kata Walijamaliha sendiri berasal dari Bahasa Arab yang bermakna daerah yang memiliki kecantikan atau daya tarik. Adapun tarian ini dibawakan oleh penari wanita dengan gerak yang ceria serta mengenakan kostum religi, hal ini mencerminkan karakter masyarakat Banten yang terbuka, riang, ramah, hangat dan enerjik dalam suasana yang agamis.
Kata Walijamaliha sendiri berasal dari Bahasa Arab yang bermakna daerah yang memiliki kecantikan atau daya tarik. Adapun tarian ini dibawakan oleh penari wanita dengan gerak yang ceria serta mengenakan kostum religi, hal ini mencerminkan karakter masyarakat Banten yang terbuka, riang, ramah, hangat dan enerjik dalam suasana yang agamis.
12. Tarian Daerah Provinsi Jawa Barat
Tari merak dari Jawa Barat ini diciptakan oleh seorang tokoh seni Raden
Tjetjep Somantri pada tahun 1950. Namun dalam perjalanan waktu dan sejarah Tari
Merak ini mengalami beberapa kali revisi diantaranya Tari Merak yang telah
dibuat ulang oleh Irawati Durban pada tahun 1965.
Dinamakan tari merak karena tarian ini menggambarkan kecantikan dan keindahan burung merak. Para penari tarian tradisional ini menggunakan kostum yang juga mirip dengan bulu burung merak.
Dinamakan tari merak karena tarian ini menggambarkan kecantikan dan keindahan burung merak. Para penari tarian tradisional ini menggunakan kostum yang juga mirip dengan bulu burung merak.
13. Tarian Daerah Provinsi Jakarta
Tari Sirih Kuning merupakan tarian tradisional tempo dulu yang
berasal dari Betawi dan ditarikan secara berpasangan. Tari Sirih Kuning
Betawi ini merupakan pengembangan dari tari cokek.
Tari Sirih Kuning Betawi diiringi oleh musik tradisional khas Betawi yaitu Gambang Kromong.
Tarian sirih kuning ini biasanya juga diadakan untuk mengiringi pengantin Betawi memasuki pelaminan serangkai dengan proses penyerahan sirih dare oleh mempelai pria kepada pengantin wanita atau pada hiburan penyambutan tamu kehormatan maupun perayaan lengkap dengan irama lagu khas Betawi " Sirih Kuning".
Tari Sirih Kuning Betawi diiringi oleh musik tradisional khas Betawi yaitu Gambang Kromong.
Tarian sirih kuning ini biasanya juga diadakan untuk mengiringi pengantin Betawi memasuki pelaminan serangkai dengan proses penyerahan sirih dare oleh mempelai pria kepada pengantin wanita atau pada hiburan penyambutan tamu kehormatan maupun perayaan lengkap dengan irama lagu khas Betawi " Sirih Kuning".
14. Tarian Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tari Bedhaya / Bedaya adalah
tarian klasik Jawa yang dikembangkan dikalangan keraton-keraton mataram. Tari
Bedhaya ditarikan oleh 7 atau 9 orang penari yang umumnya wanita dengan gemulai
dan edukatif dengan diiringi oleh iringan musik gamelan.
Muatan makna simbolik
filosofis yang begitu tinggi dan dalam dari tari Bedhaya, menyebabkan genre
tari ini senantiasa ditempatkan sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan yang
paling penting di kasultanan Yogyakarta dan kasunanan Surakarta. Tarian ini
bahkan dianggap sebagai salah satu atribut sang raja, yang pada gilirannya juga
berfungsi sebagai sarana untuk melegitimasi kekuasaan dan kewibawaan para
sultan atau sunan. Niat dari setiap pergelaran tari Bedhaya untuk state ritual,
yang bisa dilihat di dalam setiap kandha Bedhaya Srimpi, yakni selalu ditujukan
untuk membangun kesejahteraan serta kemakmuran rakyat dan negara, kelangsungan
kekuasaan sang raja, dan semakin meningkatkan kewibawaan dan kemashuran, serta
harapan agar sang raja mendapat anugerah usia panjang
15. Tarian Daerah Provinsi Jawa Timur
Tari Gandrung Banyuwangi adalah tari daerah yang berasal dari
Banyuwangi Jawa Timur. Kata Gandrung sendiri berarti terpesona, yaitu
menggambarkan rasa pesona masyarakat Banyuwangi terhadap Dewi Sri atau Dewi
Padi yang telah membawa kesejahteraan kepada masyarakat. Oleh karena itulah
maka tari Gandrung Banyuwangi ini dahulu biasa dibawakan setelah panen raya.
Tarian Gandrung Banyuwangi merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya jawa dan Bali. Tari Gandrung dilakukan oleh seorang wanita penari profesional yang menari bersama tamu (terutama pria) yang disebut dengan istilah pemaju
Tarian Gandrung Banyuwangi merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya jawa dan Bali. Tari Gandrung dilakukan oleh seorang wanita penari profesional yang menari bersama tamu (terutama pria) yang disebut dengan istilah pemaju
16. Tarian Daerah Yogyakarta
Tari
Serimpi adalah
salah satu tarian klasik dari Yogyakarta yang ditarikan beberapa penari wanita
cantik dan anggun. Tarian ini menggambarkan kesopanan dan kelemah lembutan,
yang di tunjukan dari gerakan yang pelan dan lembut oleh para penarinya. Tari
Serimpi ini awalnya juga merupakan tarian yang bersifat sakral dan hanya
ditampilkan di lingkungan Keraton
Yogyakarta.
Tari
Serimpi diperagakan oleh empat putri yang masing-masing mewakili unsur
kehidupan dan arah mata angin. Selain itu, penari ini juga memiliki nama
peranannya masing-masing yakni Buncit, Dhada, Gulu, dan Batak. Saat menarikan
Serimpi, komposisi penari membentuk segi empat. Bentuk ini bukan tanpa arti,
tetapi melambangkan tiang Pendopo yang berbentuk segi empat.
Kemunculan
tarian ini konon berasal dari masa Kerajaan Mataram ketika masa pemerintahan
Sultan Agung. Tari ini dianggap sangat sakral karena hanya dilakukan di
lingkungan Kraton untuk upacara kenegaraan dan peringatan naik tahta sultan.
Tahun 1775, Mataram pecah menjadi dua yakni Kesultanan Surakarta dan Kesultanan
Yogyakarta. Hal ini juga berdampak pada tarian ini. Walaupun inti tariannya
masih sama, namun Serimpi di Yogyakarta menjadi Serimpi Dhempel, Genjung, dan
Babul Layar. Sementara di Surakarta menjadi Serimpi Bondan dan Anglir Mendung.
Walaupun tarian ini sudah ada sejak lama, namun tarian tersebut baru diketahui
oleh publik sekitar tahun 70an karena begitu sakralnya tarian ini Kraton.
17. Tarian Daerah Bali
Tari Trunajaya adalah tari
tradisional Bali yang menggambarkan gerakan-gerakan seorang pemuda (Taruna)
Bali yang sedang meninjak usia dewasa, penuh emosi serta berulah untuk memikat
hati seorang wanita. Tari Trunajaya termasuk tari putra dengan gerakan yang
keras yang biasanya ditarikan oleh seorang penari putri. Tari ini semula
ciptaan Pan Wandres dalam bentuk kebyar Legong dan kemudian disempurnakan oleh
I Gde Manik. Kreasi tarian Trunajaya ini diciptakan untuk sebuah tari hiburan
yang bisa dinikmati saat-saat perayaan tertentu.
Tari Trunajaya termasuk dalam kategori tari Balih-balihan atau sebagai
tari hiburan. Sebagai tari hiburan tarian ini dapat dipentaskan dimana saja.
Misalnya di halaman pura, di lapangan atau panggung tertutup/terbuka, dan di
tempat- tempat lainnya.
Pakaian memberikan ciri khas daru suatu tari. Kostum di buat semenarik
mungkin agar dapat memikat daya tarik penonton. Jenis tarian Trunajaya
menggunakan Kostum adat laki-laki inovatif dalam bentuk udeng - udengan
sehingga wajah penari nampak bagus. Properti yang digunakan dalam tarian
ini adalah “kepet”, yang sekarang ini sering disebut dengan “kipas”.
18.Tarian Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Barat
Tari
Lenggo Bima, NTB. Tarian
ini dibagi menjadi dua jenis tarian yaitu Tari
Lenggo Melayu danTari Lenggo
Mbojo. Tari Lenggo Melayu ini merupakan jenis Tari Lenggo yang dimainkan
oleh penari pria, sedangkan Tari Lenggo Mbojo dimainkan oleh penari wanita.
Tarian lenggo awalnya merupakan tarian klasik yang muncul serta berkembang di
lingkungan istana Kerajaan Bima, dan hanya ditampilkan pada acara-acara
tertentu saja.
19.Tarian Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tari Cerana adalah salah satu tarian populer dikalangan
masyarakat Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tarian Cerana biasanya dibawakan
dalam rangka penyambutan tamu kehoramatan dengan para penari wanita pilihan
berbusana bernuansa etnis rote lengkap.
Sejarah Tari Cerana
Tari Cerana dulunya
merupakan tarian yang sering digunakan oleh masyarakat Kupang sebagai tarian
penyambutan bagi para bangsawan, tamu penting maupun orang dituakan. Tarian ini
dilakukan sebagai rasa penghormatan terhadap tamu yang datang. Selain di daerah
Kupang tarian ini juga sangat populer di beberapa daerah lain di sekitarnya
seperti di daerahRote Ndao, Timor Tengah Utara(TTU), dan Timor Tengah Selatan(TTS).
Fungsi Dan Makna Tari Cerana
Tari Cerana ini merupakan
tarian yang ditampilkan sebagai tarian penyambutan para tamu penting. Tarian
ini biasanya diakhiri dengan menyajikan sirih dan pinang sebagai simbol
penerimaan masyarakat terhadap para tamu dengan hati yang tulus, bersih dan
penuh kasih. Kemudian para tamu yang datang akan mengunyah sirih dan pinang
yang diberikan sebagai simbol bahwa para tamu juga menyambut baik apa yang
diberikan oleh masyarakat sehingga akan terjalin hubungan baik di antara
mereka.
20.Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Tari Monong adalah tarian dari
Kalimantan Barat. Tari Monong disebut juga dengan tari manang, oleh masyarat dayak
tari manang ini berfungsi sebagai tari penyembuhan yang dapat menyembuhkan atau
menangkal penyakit dari seseorang. Penari dalam tarian manang bertindak seperti
halnya seorang dukun dengan menggunakan jampi jampi.
Gerakan dalam Tari Monong
lebih menekankan pada gerakan saat dukun melakukan ritual penyembuhan. Gerakan
tersebut adalah gerakan saat dukun melakukan pembacaan mantra dan menari pada
saat ritual berlangsung, sehingga tarian ini sangat kental dengan nuansa
mistis.
Dalam pertunjukannya, Penari
di balut dengan busana khas suku Dayak di Kalimantan barat. Penari juga di
lengkapi dengan berbagai alat yang di gunakan untuk ritual. Dalam tarian ini
juga di iringi oleh berbagai alat music tradisional suku Dayak agar suasana
pertunjukan lebih hidup.
Dalam perkembanganya, Tari Monong tidak hanya di gunakan untuk
ritual saja, namun juga di gunakan sebagai hiburan masyarakat. Tentunya dalam
transformasi itu banyak kreasi dan variasi dalam gerakan saat pertunjukannya.
Kreasi tersebut di lakukan untuk melestarikan kesenian tradisional suku Dayak
di Kalimantan barat, selain itu juga agar pertunjukan
terlihat menarik, namun tetap tidak menghilangkan nilai - nilai di dalamnya.
tarian ini sering di pertunjukan pada saat acara adat seperti Bemanang/Balian,
penyambutan tamu, dan juga di festival budaya.
21.Tarian
Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
Tarian Hugo dan Huda ini merupakan tarian tradisional dari
Kalimantan Tengah yang termasuk dalam tarian ritual agar para dewa menurunkan
hujan ke bumi. Tarian ini biasanya dilakukan apabila telah berlangsung musim
kemarau yang cukup lama.
Namun tarian
ini sendiri merupakan tarian hiburan yang ada pada daerah ini sendiri dan
sering juga dipertunjukkan sebagai tarian hiburan untuk pelepas stress dari
masyrakat yang ada yang disekitar daerah tersebut. untuk tarian Hugo dan Huda
ini sendiri biasanya dilakukan oleh satu orang saja yang menarikan tarian ini,
dimana biasanya tarian ini diiringi dengan alat music kecapi dalam tarian itu
sendiri. dan biasanya tarian ini dilakukan oleh perempuan untuk menghibur para
masyarakat.
22.Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
Tarian
Rahayu merupakan tarian yang sakral, pada jaman dahulu tarian ini merupakan
tarian untuk upacara ritual tolak balak bagi masyarakat Banjarmasin. Tari Radap
Rahayu dilakukan pada upacara seperti kehamilan, perkawinan, dan kematian.
Tarian ini terinspirasi dari kejadian kapal Perabu Yaksa berisi patih
Lambung Mangkurat yang pulang berkunjung dari kerajaan majapahit. Ketika sampai
di Muara Mantuil dan akan memasuki Sungai barito, kapal ini kandas di tengah
perjalanan. Perahu oleng dan nyaris terbalik. Pada intinya tarian ini merupakan
gambaran rasa bersyukur karena kapal tersebut tidak tenggelam.
23. Tarian Daerah Kalimantan
Timur
Tari Gong merupakan salah satu ekspresi seni masyarakat
Dayak yang mendiami Kalimantan Timur.
Tari Gong adalah tari yang mengekspresikan tentang kelembutan seorang wanita dengan menari di atas Gong dengan gerakan yang lemah lembut dan penuh keseimbangan. Tari ini mengungkapkan kecantikan, kepandaian dan lemah lembut gerakan tari. Sesuai dengan nama tarinya, tari Gong ditarikan di atas sebuah Gong, diiringi dengan alat musik Sapeq ( alat musik yang dipetik seperti kecapi).
Tari Gong adalah tari yang mengekspresikan tentang kelembutan seorang wanita dengan menari di atas Gong dengan gerakan yang lemah lembut dan penuh keseimbangan. Tari ini mengungkapkan kecantikan, kepandaian dan lemah lembut gerakan tari. Sesuai dengan nama tarinya, tari Gong ditarikan di atas sebuah Gong, diiringi dengan alat musik Sapeq ( alat musik yang dipetik seperti kecapi).
Dalam pertunjukannya penari di
balut oleh busana khas adat Dayak kenyah di Kalimantan timur. Yaitu baju
dengan yang di hiasi oleh manik - manik berwarna cerah dan corak khas Dayak
yang dilengkapi dengan taah. Taah merupakan pakaian khas wanita Dayak berupa kain yang dihiasi
manik-manik, taah biasanya dipakai dengan cara dililitkan pada pinggang. Selain
itu, kepala penari biasanya menggunakan lavung, yaitu topi yang dibuat dari rotan yang di hiasi motif yang
senada dengan pakaian dan taah. Asesoris lain yang di gunakan adalah kalung
manik-manik atau yang terbuat dari gigi atau taring macan.
Pada saat menari, tangan penari
di selipkan rangkaian bulu ekor dari burung enggang sebagai property menarinya.
Hampir sama dengan tarian enggang, namun dalam tarian ini gerakan yang di
gunakan lebih lembut dan sederhana. Dalam tarian ini juga di iringi oleh musik
tradisional seperti sapeq atau alat musik seperti kecapi. Ritme musik pengiring
dalam tarian ini juga bertempo lambat. Sehingga menyesuaikan dengan gerakan
tari yang lemah gemulai.
24. Tarian Daerah Provinsi
Kalimantan Utara
Tari Kancet Ledo adalah
sebuah tarian tradisional dari suku Dayak Kenyah yang berasal dari Baram –
Sarawak, Kalimantan Utara. Tarian ini mewakili kelembutan seorang gadis,
bagaikan ayunan padi ketika angin berhembus.
Tarian ini dibawakan
oleh seorang gadis dengan gong digunakan sebagai alat musik
pengiringnya.Tari ini biasanya dipertunjukkan pada saat upacara penyambutan
tamu agung atau upacara menyambut kelahiran seorang bayi kepala suku.
Penari memakai pakaian
tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua tangannya memegang rangkaian
bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong,
sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.
25.Tarian Daerah Provinsi Sulawesi Utara
Tari Pisok tercipta dan
terinspirasi dari kehidupan burung pisok yang sangat langka di Tanah Minahasa.
Tari Pisok berasal dari Tanah Minahasa Sulawesi Utara. Tarian Pisok ini
menceritakan kehidupan masyarakat Minahasa yang selalu hidup rukun, bekerja
secara gotong royong, lincah dan enerjik.
Tari Pisok ini cukup terkenal di Indonesia, bahkan pada tahun 2004 Tari Pisok dijadikan sebagai salah satu perangko/filateli Indonesia bersama beberapa kebudayaan Indonesia lainnya. Begitu seharusnya kita bangga akan tari Pisok ini.
Tari Pisok ini cukup terkenal di Indonesia, bahkan pada tahun 2004 Tari Pisok dijadikan sebagai salah satu perangko/filateli Indonesia bersama beberapa kebudayaan Indonesia lainnya. Begitu seharusnya kita bangga akan tari Pisok ini.
26.Tarian Daerah Provinsi Gorontalo
Tari Dana Dana adalah salah satu tarian tradisional dari daerah Gorontalo. Tarian ini termasuk jenis tarian pergaulan
masyarakat yang biasanya ditampilkan oleh penari pria maupun penari wanita.
Selain itu tarian ini juga merupakan perpaduan budaya Islam dan budaya
masyarakat setempat, hal itu terlihat dari gerakan penari dan pengiringnya.
Tari Dana Dana merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di
Gorontalo dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan,
perayaan hari besar dan lain-lain.
27.Tarian Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah
Tari Balia, Tari Balia
merupakan sejenis tarian yang berkaitan dengan kepercayaan animism, yaitu
pemujaan terhadap benda keramat, khusunya yang berhubungan dengan pengobatan
tradisional terhadap seseorang yang terkena pengaruh roh jahat. Pengertian
Balia ialah tantang dia (Bali = tantang, ia/iya = dia), yang artinya melawan
setan yang telah membawa penyakit dalam tubuh manusia. Balia dipandang sebagai
prajurit kesehatan yang mampu untuk memberantas atau menyembuhkan penyakit baik
itu penyakit berat maupun ringan melalui upacara tertentu. Masuk atau tidaknya
makhluk-makhluk tersebut ditentukan oleh irama pukulan gimba (gendang), lalove
(seruling) yang mengiringi jalannya upacara ini. Karena itu, agar semua peserta
balia bisa kesurupan maka irama gimba, lalove dan gong itu harus berubah-ubah
dan bersemangat hingga nantinya peserta balia tersebut akan melakukan
gerak-gerak tarian yang kasar, cepat dan tak beraturan dalam kondisi kesurupan.
Pemimpin upacara ini ialah seorang dukun yang biasa disebut Tina Nu Balia yang
berpakaian seragam terdiri atas buya (sarung), siga (destar) dan halili (baju
dari kain kulit kayu), namun saat ini pemimpin upacara balia lebih sering
menggunakan baju model kebaya.
28. Tarian Daerah Provinsi Sulawesi Barat
Tari Patuddu adalah salah satu tarian tradisional yang
berasal dari Sulawesi Barat.
Tarian ini biasanya dibawakan oleh para penari wanita dengan gerakannya yang
lemah gemulai dan menggunakan kipas sebagai alat menarinya. Tarian Patuddu
merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Barat
dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara penyambutan, pertunjukan
seni, dan festival budaya.
Sejarah Tari Patuddu
Tari Patuddu dulunya
ditampilkan untuk menyambut para prajurit yang pulang dari medan perang.
Menurut sejarahnya, pada zaman dahulu di daerah Sulawesi Barat pernah terjadi
peperangan antara Kerajaan Balanipa dan Passokorang. Sepulangnya dari perang, Kerajaan Balanipa
mempunyai caranya tersendiri untuk menyambut para pasukan yang pulang dari
medan perang tersebut, salah satunya dengan menampilkan Tari Patuddu ini.
Selain sebagai wujud penghormatan untuk para pahlawan, tarian ini digunakan
untuk hiburan bagi para pasukan. Seiring dengan berakhirnya peperangan, Tari
Patuddu ini kemudian lebih difungsikan sebagai tarian penyambutan Raja maupun
para tamu penting yang datang ke sana. Hal tersebut berlanjut dan menjadi
tradisi masyarakat Mandar hingga sekarang.
Fungsi Dan Makna Tari Patuddu
Tari Patuddu merupakan
tarian yang lebih bersifat tarian penyambutan atau hiburan sehingga sering
ditampilkan untuk acara penyambutan tamu terhormat maupun tamu kenegaraan.
Tarian ini dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan gembira atas kedatangan
para tamu. Hal tersebut terlihat dari senyum dan ekspresi para penari saat
menari. Selain itu gerakannya yang lemah lembut menggambarkan sifat wanita yang
suci dan penuh kasih.
29.Tarian Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tari Pakarena adalah tarian
tradisional dari makasar, Sulawesi Selatan,
Indonesia. Pada abad 20, tari ini keluar dari tradisi istana dan menjadi
pertunjukan populer. Ia seringkali dipentaskan di sejumlah acara, seperti
pernikahan, ritual pengobatan dan sunatan.
Tari ini sangat energik, terkadang begitu
hingar bingar oleh musik, namun diiringi oleh tarian yang sangat lambat lemah
gemulai dari para penari wanita muda. Dua kepala drum (gandrang) dan sepasang
instrument alat semacam suling (puik-puik) mengiringi dua penari.
30. Tarian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Tari Balumpa Tarian tradisional
dari Daerah Kabupaten Wakatoba yaitu daerah Binongko dan Buton Provinsi
Sulawesi Tenggara. Tarian
Balumpa adalah tarian tradisional yang mencerminkan kegembiraan masyarakat
nelayan wakatobi Binongko dan Buton dalam menghadapi ombak demi menafkahi
keluarga. Tari Balumba biasanya dipertunjukan untuk menyambut kedatangan tamu
kehormatan dari luar daerah.
Asal Mula Tari Balumpa
Tari Balumpa merupakan
salah satu tarian tradisional yang berasal dari Wakatobi,
Sulawesi Tenggara, khususnya daerah Binongko dan Buton. Konon tarian ini menceritakan tentang sekelompok
para gadis yang sedang berdendang diiringi lagu daerah dan musik gambus. Dengan penuh keceriaan mereka berdendang dan
menari dengan hati gembira dan tulus. Tari Balumpa ini biasanya ditampilkan
untuk menyambut para tamu terhormat yang datang ke daerah ke sana.
Makna Tari Balumpa
Seperti yang dikatakan
sebelumnya, Tari Balumpa ini biasanya ditampilkan sebagai tarian penyambutan
para tamu terhormat yang datang ke sana. Mereka menyambut tamu tersebut dengan
penuh keceriaan yang terlihat dari ekspresi para penari. Bagi masyarakat di
sana, tarian ini dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan dalam menyambut
tamu yang mereka hormati.
31. Tarian Daerah Provinsi Maluku
Tari Katreji adalah salah satu tarian tradisional yang
berasal dari daerah Maluku.
Tarian ini biasanya dilakukan secara berpasangan antara penari pria dan penari
wanita. Tari Katreji merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup
terkenal di Maluku. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara adat maupun
hiburan seperti penyambutan tamu penting, pernikahan adat, perayaan hari besar,
dan lain-lain.
Sejarah Tari Katreji
Tari Katreji ini merupakan
tarian yang sudah ada sejak bangsa Portugis dan Belanda datang ke Indonesia, khususnya di Maluku
ini. Selain untuk mencari bahan rempah-rempah, mereka juga membawa budaya
mereka ke tanah Maluku. Sehingga sedikit demi sedikit budaya Eropa mulai
mempengaruhi perkembangan budaya di Maluku sendiri . Sejak saat itulah
masyarakat Maluku mulai mengenal budaya Eropa, salah satunya adalah Tari
Katreji ini.
Setelah bangsa Portugis dan
Belanda meninggalkan Indonesia. Masyarakat Maluku masih sering membawakan Tari
Katreji ini di acara penyambutan atau pesta mereka. Kemudian tarian ini mulai
berkembang dan diadaptasikan dengan budaya masyarakat lokal di sana hingga
bentuk sekarang ini. Akulturasi budaya inilah yang membuat tari katrili sangat
khas dan memberikan warna baru dalam kesenian tradisional Maluku.
Fungsi Dan makna Tari Katreji
Di Maluku sendiri, Tari
Katreji lebih difungsikan sebagai hiburan dalam suatu acara seperti
penyambutan, pernikahan, perayaan adat dan lain-lain. Tarian ini dimaknai
sebagai tarian pergaulan masyarakat, terutama para muda-mudi. Dalam tarian ini
mereka menari secara berpasangan dengan gerakan serta ekspresi yang
menggambarkan tentang keceriaan dan kebahagiaan.
32. Tarian Daerah Provinsi Maluku Utara
Tarian ini mengandung unsur
mistis. Tarian ini berasal dari Ternate, Maluku Utara. Tarian ini dibawakan
oleh enam pria yang memegang batang bambu panjang yang “hidup” setelah
dibacakan mantera. Para penari akan bergerak secara dinamis mengikuti gerakan
bambu gila yang berguncang-guncang tersebut. Gerakan kompak dari penari ini
melambangkan jiwa persatuan dan gotong-royong yang tertanam dalam budaya
masyarakat Maluku.
Sejarah Kesenian Bambu Gila
Kesenian Bambu Gila ini
berasal dari tradisi lama masyarakat Maluku. Menurut sejarahnya, kesenian ini
sudah ada sebelum masuknya agama Islam dan Kristen di daerah Maluku. Pada saat
itu masyarakat Maluku masih mengenal Animisme dan Dinamisme dalam kehidupan spiritual mereka.
Sehingga mereka masih akrab dengan berbagai ritual untuk para leluhur dan
mempercayai adanya roh gaib. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan hingga
sekarang adalah Kesenian Bambu Gila ini.
Konon Bambu Gila ini
dulunya tidak hanya dilakukan sebagai atraksi atau hiburan, Bambu Gila juga
digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di sana. Terutama pada
pekerjaan yang terkesan berat seperti memindahkan kapal, menarik kapal, bahkan
untuk melawan para musuh saat perang. Namun seiring dengan masuknya agama Islam
dan Kristen di Maluku, tradisi tersebut lebih difungsikan sebagai atraksi seni
atau hiburan rakyat dan dipertahankan hingga sekarang.
Fungsi Dan Makna Kesenian Bambu
Gila
Seperti yang dijelaskan
sebelumnya, dulunya Kesenian Bambu Gila ini difungsikan sebagai bagian dari
kehidupan spiritual masyarakat Maluku. Namun, Kesenian Bambu Gila ini sekarang
lebih difungsikan sebagai atraksi seni atau hiburan bagi masyarakat Maluku.
Selain itu Bambu Gila ini juga dimaknai sebagai apresiasi serta upaya
melestarikan warisan budaya mereka.
33. Tarian Daerah Provinsi Papua
Tari Musyoh Dari Papua Tarian Pengusir Arwah - Disetiap daerah kususnya yang berada di Indonesia kesenian dan
kebudayaan adalah 2 kata yang selalu ada didalamnya, disetiap daerah di
Indonesia juga memiliki nilai kebudayaan dan unsur kesenian yang unik dan
berbeda, sama seperti di suatu daerah yakni papua, disana terdapat banyak
sekali suku yang menepati tanah papua dan tentu saja disetiap suku tersebut
memiliki budaya dan kesenian yang beraneka ragam, salah satu kesenian dari
papua ini sendiri adalah dari segi seni tari yaitu Tari Musyo.
Tari Musyoh
adalah tari tradisional Papua yang merupakan tarian sakral suku adat yang ada
di Papua yang bertujuan untuk menenangkan arwah suku adat papua yang meninggal
karena kecelakaan. Suku adat Papua tersebut mempercayai bahwa apabila ada yang
meninggal karena kecelakaan, maka arwahnya tidak tenang, sehingga dilakukanlah
tarian skral ini (Tari Musyoh) untuk menenangkan arwah orang yang kecelakaan
tersebut.
34. Tarian Daerah Provinsi Papua Barat
Tari Perang adalah salah satu tarian tradisional
yang berasal dari daerah Papua
Barat. Tarian ini menggambarkan jiwa kepahlawanan dan kegagahan
masyarakat Papua. Biasanya tarian ini dibawakan oleh para penari pria dengan
berpakaian adat dan membawa panah sebagai atribut menarinya. Tari Perang
merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Papua Barat dan
sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat, hiburan, maupun budaya.
Sejarah Tari Perang
Konon Tari Perang dulunya
dilakukan oleh masyarakat Papua barat, khususnya para prajurit sebelum menuju
medan perang. Menurut catatan sejarah yang ada, di Papua pada zaman dahulu
sering terjadi peperangan antar suku, salah satunya adalah perang suku di Sentani. Tarian ini kemudian dilakukan setiap suku
untuk memberikan semangat dan membangkitkan keberanian para pasukan yang akan
bertempur. Namun, seiring dengan sudah tidak adanya perang antar suku, tarian
ini kemudian difungsikan sebagai tarian pertunjukan atau tarian penyambutan.
Fungsi Dan Makna Tari Perang
Seperti yang dijelaskan
sebelumnya, Tari Perang dulu sering dilakukan oleh masyarakat Papua sebelum
mereka menuju medan perang. Namun kini Tari Perang lebih difungsikan sebagai
tarian penyambutan maupun tari pertunjukan. Tarian ini dimaknai sebagai
penghormatan kepada para pahlawan dan para leluhur yang sudah berjuang serta
mempertahankan tanah air mereka. Selain itu apabila dilihat dari segi
pertunjukannya, Tari Perang ini juga menggambarkan keberanian, kegagahan dan
jiwa kepahlawanan masyarakat Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar